BADAI CARLOS DI NUSA TENGGARA TIMUR,MENGHANCURKAN BEBERAPA KAPAL YG BERLABUH MAUPUN YG SANDAR. JUGA MENCIPTAKAN GELOMBANG SETINGGI 3 METERAN .
Kapal Motor Penumpang (KMP) Balibo karam setelah dihantam badai saat berlayar melewati selat Pukuafu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kapal yang mengangkut 33 penumpang, 27 kendaraan roda enam dan roda dua itu sedang berlayar dari dermaga penyeberangan Bolok, Kupang, menuju Pantai Baru, Pulau Rote, Rabu siang, namun kemudian dihantam Badai Carlos.
Kapal diterpa gelombang laut setinggi lebih dari tiga meter. Tidak ada korban jiwa, namun kondisi kapal dilaporkan rusak di bagian lambung karena kandas pada hamparan karang laut.
Manajer Operasional PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kupang, Arnol Yansen, yang dihubungi Kamis 24 Februari 2011, mengatakan, KMP Balibo kandas di perairan Bui Merah setelah nakhoda kehilangan kendali. "Seluruh penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat. Kapal kandas Rabu sore dan sampai dengan saat ini belum berhasil dievakuasi karena cuaca sangat buruk," kata Arnol.
Arnol menceritakan, saat berlayar cuaca masih cerah, namun tiba-tiba terjadi gelombang besar dan angin kencang yang menyebabkan kapal terseret beberapa mil laut. "Akhirnya kandas di hamparan karang,” kata Arnol.
Sejumlah penumpang yang dihubungi melalui saluran telepon mengatakan, badai terjadi secara tiba-tiba dan kapal kehilangan arah. Salah satu penumpang menceritakan betapa mencekamnya saat badai itu terjadi. "Tiba-tiba saja awan gelap disertai hujan deras dan angin kencang. Gelombang laut sangat tinggi. Sehingga arah kapal yang sudah menuju Pelabuhan Pantai Baru Rote berbelok haluan menuju arah timur dan kandas beberapa saat kemudian,” kata Nuel Ndolu, salah satu penumpang kapal, dalam pesan singkatnya melalui saluran telepon.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Lasiana, Kupang, Purwanto, yang dihubungi terpisah meminta masyarakat untuk mewaspadai badai siklon tropis Carlos yang sementara melanda NTT. “Badai bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan angin cukup tinggi. Di pusaran badai, kecepatan angin bisa mencapai 35-45 km/jam. Badai diperkirakan masih bertahan antara empat sampai lima hari ke depan,” katanya.
BKMG berharap, pengelola maupun pengguna jasa pelayaran selalu mengikuti perkembangan cuaca sehingga tidak menimbulkan kecelakaan saat berlayar. “Ada kecenderungan peningkatan tinggi gelombang laut selama beberapa hari ke depan hingga akhir Februari 2011," katanya.
Badai Carlos juga menyebabkan puluhan rumah di Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka dan Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang mengalami kerusakan setelah dihantam gelombang pasang setinggi lebih dari dua meter. Sebagian besar rumah tertimbun pasir dan rusak berat.
“Awalnya terdengar bunyi gemuruh. Beberapa menit kemudian terjadi gelombang pasang yang menyebabkan warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” kata Sry Yuniati, ibu rumah tangga yang mengaku mengungsi bersama suami dan dua anaknya.
Sekitar 500 warga mengungsi ke lokasi penampungan sementara. “Para pengungsi membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan,” kata Camat Sulamu, Ren Dano. (adi)
KM SINAR KUDUS DI ROMPAK DI APRIKA
Response to "Badai Carlos Di Laut NTT (Nusa Tenggara Timur)"