Kisah Cerita Penyanderaan Awak Kapal ABK Sinar Kudus Yang Di Sandera Oleh Perompak Somalia - Selalu ada kisah yang menarik di balik suatu peristiwa. Termasuk kisah yang mengharukan yang di alami oleh 20 ABK Sinar Kudus. Seperti apakah pengalaman yang menegangkan selama 46 hari yang di alami oleh para awak kapal (ABK) Sinar Kudus.
Sebelum baca kisah yang mengharukan yang di alami oleh awak kapal yang di sandera oleh kawanan pembajak perompak Somalia baca dulu nie Pembajakan Kapal Milik PT Samudera Indonesia MV Sinar Kudus Oleh Perompak Somalia, NASIB ABK KAPAL SINAR KUDUS, Pembebasan Kapal MV Sinar Kudus Yang Dibajak Oleh Perompak Somalia atau kalau Anda berminat jadi seorang pelaut Indonesia cari info yang berkaitan dengan dunia pelaut di berita pelaut dan jadwal diklat untuk pelaut.
Kisah penyanderaan menjadi cerita mengharu-biru bagi 20 awak kapal Sinar Kudus. Suara dar-der-dor senjata api mewarnai 46 hari para awak selama ditahan 60-an perompak Somalia di dalam kapal milik PT Samudera Indonesia di Laut Arab.
Cerita bak film holywood itu tercatat rapi dalam ingatan Mualim 1, Masbugin, asal Kediri dan Nakhoda Kapal, Kapten Slamet Juhari.
Masbugin, baru dua tahun bergabung dengan PT Samudera Indonesia. Namun, dia termasuk anak buah kapal yang "berani melawan" perompak. Padahal Masbuqin terhitung dua kali melewati Laut Arab yang sarat dengan perompak Somalia. Namun, baru kali ini dia dan kawan-kawan disandera.
Masbugin mengatakan awal penyanderaan diketahui saat nakhoda Juhari melihat dua kapal boat turun dan mendekati kapal mereka. Dengan panggilan radio seluruh awak kapal dikumpulkan di anjungan.
"Perompak naik ke kapal. Ada dua sampai empat orang menembaki RPJ dari lambung kiri ke kanan," kata Masbugin mengawali cerita saat ditemui wartawan sesaat setelah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu 7 Mei 2011 malam.
Sejak hari itu pengalaman pahit harus diterima seluruh awak kapal. Mulai makanan persediaan yang dirampas, kamar tidur dikuasai perompak, sehingga awak kapal dipaksa tidur di anjungan. Seluruh kegiatan awak kapal dijaga ketat dengan todongan senjata api.
Singkat cerita, beberapa hari menjelang bebas, ketegangan mulai terasa. Puncaknya, pada 27 April 2011. "Para perompak yang awalnya setuju dengan tebusan, menolak. Mereka ternyata pecah pandangan," kata Masbugin.
Padahal, kata Masbugin, M. Salah, komandan perompak itu sudah teken persetujuan besaran uang tebusan. Diperkirakan sekitar US $ 3 juta.
Menurut Masbugin, akibat tekanan psikis karena para perompak bersenjata, para awak kapal tidak bisa berbuat banyak. "Kami takut mereka bersenjata. Kalau tidak, kami lawan. Di antara mereka bahkan mengancam membunuh saya," kata Masbugin.
Masbugin juga sempat mendokumentasikan dengan kameranya. "Seperti film, saya tahu urut-urutan ceritanya," ujarnya bahagia.
Kapten Kapal Slamet Juhari juga punya pengalaman yang tak kalah menegangkan. Bahkan dia sempat mengatakan mau tinggal bersama perompak asalkan anak buahnya bebas. Juhari juga keras berbicara kepada kepala perompak, agar tidak mencederai anak buahnya. Juhari mengaku manut saja saat isi dompetnya dikuras perompak.
Awalnya, saat perampok datang, mereka mengatakan salah tangkap. Apalagi tahu sesama muslim dan berasal dari Indonesia. Bahkan, para perompak meminta Juhari ikut mencari target.
"Saya ikuti saja muter-muter tiga hari tapi tidak dapat (target). Tapi , mereka tidak tahu kalau saya sudah menghubungi 'dunia' bahwa kapal kami disandera," kata Juhari.
Bagi Masbugin dan Juhari, laut adalah dunia mereka. Keduanya tidak kapok untuk kembali berlayar. "Saya tidak bisa bekerja di darat," kata Juhari lagi.
Sedangkan Masbugin juga tidak kapok untuk berlayar suatu saat nanti, "Asalkan jangan lewat Somalia," katanya menutup kisah. ( tempointeraktif.com )
Response to "Kisah Cerita Penyanderaan Awak Kapal ABK Sinar Kudus Yang Di Sandera Oleh Perompak Somalia"